Antisipasi Bullying, MIN 2 Kota Madiun Ikuti Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Kota Madiun (MIN 2) – Bekali peserta didik terutama perempuan untuk dapat melindungi diri dari tindakan bullying di lingkungan madrasah, 20 perwakilan peserta didik MIN 2 Kota Madiun mengikuti Sosialisasi Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak pada Rabu pagi, (07/02). Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan bekerja sama dengan FAKOM (Forum Anak Kota Madiun) yang bertempat di Aula Kampus 2, Jl. Pucang Wangi.

Mengusung tema “Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kota Madiun Tahun 2024”, kegiatan ini berjalan dengan lancar. “Tindak kekerasan atau bullying sering terjadi disekitar lingkungan kita, bisa terjadi disemua kalangan terutama anak perempuan”, kata Rosiah selaku pekerja sosial di Dinas Sosial Kota Madiun sekaligus narasumber. Rosi juga memberikan arahan untuk stop kekerasan di lingkungan madrasah demi keberlangsungan hidup yang lebih baik, karena kekerasan bisa memberikan trauma yang mendalam kepada korban. Menurutnya, semua pihak dalam madrasah perlu berkontribusi dalam mencegah terjadinya bullying dengan perilaku positif.

Sementara itu, Bayu selaku guru pendamping menyampaikan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami di madrasah karena dengan maraknya kegiatan kekerasan pada anak yang terjadi, jadi kami bisa mengetahui langkah preventif apa yang perlu dilakukan. Jika ada teman yang membully sebaiknya kita tidak terpancing untuk melawan lalu kita balas dengan prestasi yang membanggakan”.  Selain itu, dengan adanya perwakilan peserta didik yang ikut hadir dalam kegiatan ini diharapkan  kedepannya mereka tidak akan menjadi korban atau pelaku tindak kekerasan. Hal itu didasari karena mereka sudah dibekali dengan pengetahuan tentang beragam contoh tindak kekerasan, sanksi hukum, serta dampaknya bagi perkembangan mental mereka.

Yang paling utama, melalui sosialisasi ini diharapkan semua pihak menyadari pentingnya pencegahan kekerasan terhadap anak, terutama anak perempuan yang selama ini lebih rentan menjadi korban kekerasan dan perundungan. (mns)