Daring With My Lovely Emak
Oleh : Wiwit Lestari, S.Pd.
Wali Kelas 5 MIN 2 Kota Madiun
“Mak …. Bantuin Opal belajar dong,” kata Opal sambil duduk menunggu emaknya yang sedang menghadap kompor menyiapkan sarapan.
“Ya, tunggu sebentar ya Pal. Emak selesaikan dulu masaknya,” jawab Emak sambil tersenyum. Masih dengan posisi duduk mata Opal menyapu setiap sisi yang ada di dapur. Di pojok timur dekat kamar mandi satu bak baju kotor tersenyum ingin dibasuh. Di sebelah barat dekat tempat sholat setumpuk pakaian menyapa ingin dihaluskan. Di belakang pintu dapur, jemuran kemarin melambai – lambai ingin segera kering. “Banyak sekali tugas emakku,” kata Opal dalam hati.
Harum masakan Emak sudah tercium. Telur dadar isi kubis, oseng kangkung, sambal terasi, dan nasi hangat sudah siap di atas balai bambu. Seluruh anggota keluarga duduk di atas balai bambu yang di letakkan di teras rumah menghadap sawah. Semilir angin dan bau petrichor pagi itu menambah kehangatan sarapan pagi mereka.
“Opal, mau dibantu belajar apa Le?” tanya Emak sambil mengambilkan sepiring nasi untuk Bapak.
“Matematika, Mak. Guru Matematika Opal hanya memberi video pembelajaran saja. Di terangkan di kelas saja kadang masih bingung, apalagi yang menerangkan video. Opal nggak paham, Mak!” jawab Opal sambil memotong telur dadar di piringnya.
“Hahaha …berarti kamu kalau di sekolah nggak memperhatikan gurumu ya Pal,” canda Bapak pada Opal.
“Opal, memperhatikan kok Pak. Buktinya nilai Opal selalu bagus,” timpal Opal tak mau kalah. Emak hanya tersenyum melihat mereka berdua. Saat Opal dan Bapak sedang asik makan, Emak sibuk menyuapi Jenar adik Opal yang masih berusia tiga tahun.
Selesai sarapan Bapak berpamitan untuk berangkat kerja. Bapak Opal bekerja sebagai sopir pengantar barang di sebuah gudang sembako di desanya. Berangkat pagi pulang petang bahkan hingga larut malam. Walau sibuk Bapak Opal selalu berusaha memperhatikan keluarganya.
“Opal, di masa sulit seperti ini kita harus berbagi tugas. Bapak kerja, kamu belajar dan bantu Emak di rumah. Kita harus menjalani dengan sabar. Semua orang mengalami hal yang kita rasakan akibat pandemi ini,” pesan Bapak pada Opal.
“Iya, pak.” Jawab Opal sambil mencium punggung tangan Bapak dan diikuti Jenar dan Emak. Mereka melambaikan tangan mengantar Bapak berangkat kerja. Suara motor Bapak terdengar semakin menjauh. Dan mereka bertiga kembali masuk ke dalam rumah.
Selesai membereskan sisa sarapan Emak menemani Opal belajar di ruang tamu. Di atas meja sudah siap Hp dan beberapa buku pelajaran hari itu. Di sampingnya Jenar asik memainkan donat plastik. Kadang dilempar, digigit, dan kadang berusaha memasukkan ke tiang penyangganya. Emak duduk berhadapan dengan Opal.
“Opal, di masa pandemi seperti ini kita harus lebih bersabar dan beradaptasi dengan keadaan yang ada. Kita harus menjadi orang yang kuat dan siap dengan setiap kondisi,” kata emak menasehati.
“Tapi … Opal bosan Mak. Tiap hari di rumah, tugas datang tanpa ampun. Nggak bisa main sama teman – teman. Kemana – mana harus pakai masker. Sumpek Mak,” jawab Opal dengan kesal.
“Sudahlah ….Jangan mengeluh terus. Anggap saja saat ini kita sedang main perang – perangan dengan si covid dan masker kita seperti topengnya Iron Man. Seru kan Pal,” jawab emak sambil tertawa.
“Kita ambil hikmah baiknya saja Pal. Selama kamu belajar daring, kita jadi lebih banyak waktu bersama. Emak jadi sering ngobrol dengan Opal dan tahu kesulitan Opal dalam belajar. Andai ada yang sulit kita bisa cari bersama – sama di buku atau di internet. Jaman sudah maju, tidak seperti jaman Emak dulu. Untuk mencari informasi harus banyak membaca buku.” lanjut Emak.
“Iya juga ya, Mak. Opal juga jadi tahu seberapa banyak kerjaan Emak di rumah. Biasanya Opal pulang sekolah semua sudah beres,” jawab Opal serius.
“Betul sekali…hehehe. Selama belajar daring, banyak hal bermanfaat yang bisa kamu lakukan di rumah. Saat waktu luang setelah mengerjakan tugas, Opal bisa buat percobaan seperti seorang ilmuwan atau ketrampilan yang ada di you tube.” saran Emak pada Opal.
“Wah…benar juga ya Mak,” kata Opal bersemangat.
“Iyalah, walaupun pandemi Opal harus tetap kreatif,” Emak meyakinkan Opal.
“Opal, jagain Jenar dulu ya. Emak ke kamar dulu sebentar,” kata Emak sambil beranjak ke kamar. Belum sempat Opal bertanya, Emak sudah buru – buru masuk ke kamar.
Beberapa menit kemudian Emak sudah keluar kamar. Opal bingung melihat Emaknya sudah berdandan cantik dan wangi. Emak memakai gamis panjang bermotif bunga dan kerudung polos dengan warna yang senada dengan bajunya.
“Emak mau kemana?” tanya Opal bingung.
“Hari ini, Emak mau jadi guru Opal. Emak berdandan ala Ibu Guru di sekolah, biar Opal tidak bosan. Gimana, Emak sudah cantik belum?” tanya Emak sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Emak Opal paling cantik dan terbaik di dunia,” jawab Opal sambil memeluk Emaknya. Dalam hati Opal merasa sangat bersyukur memiliki Emak yang baik hati.
Emak dan Opal tertawa bersama. Hari ini Opal belajar penuh semangat dengan di temani Emaknya tersayang. Nasehat Emak telah memberinya semangat baru.
Jalani setiap keadaan dengan penuh kesabaran. Pandemi bukan penghalang untuk meraih sebuah prestasi. Semangat belajar untuk meraih masa depan yang gemilang.
Tinggalkan Komentar