“ Kidung Seribu Duka”
Oleh Ikromah
Semilir angin sedang berhembus
Menerpa kulit ari
Yang tampak berkerut limau
Awan hitam berarak
Telah siap menghempaskan
Molekul-molekul yang sangat berat dikandungnya
Seorang ibu yang tertunduk..
Terpekur
Menatap gagu
Dua gundukan tanah merah
Menyala…
Basah…
Terlintaslah
Sebuah memoar kelam, 02 Oktober 1989
Sebuah tragedi tragis nan pilu
Antara truk tronton dan sebuah sepeda motor butut
Terlindas tak berbelas kasih
Telah menelisipkan mata pisau kepedihan..
Padanya yang berkerudung kelu
Telah membetot kuat
Remang- remang kebahagiaan
Yang baru saja, seper sekian menit berlalu
Mengerjap-ngerjap
Buram..
Tanpa kata
Ia yang telah sewindu bertahan
Pada ganasnya angin muson ibukota
Yang telah membiarkannya
Bertaut pada gubuk kardus
Membersamai dua permata hidupnya
Dan ia kini,
Ibaratnyalah seonggok akar bahar tua
Yang telah aus masanya
Yang tak tahu harus mengambil perlindungan pada apa dan siapa
Karena ialah seorang diri, sebatang kara
Tetes-tetes air mata
Merembes, berimpit dengan gerimis sore itu
Tak mau beralih pijak
Tak mau beralih rindu
Rindu yang tak akan pernah berbalas
Seakan- akan alampun bernyanyi sunyi..
Kidung seribu duka..
Saya suka banget dengan puisinya.. Semangat terus yaa
Terimakasih
Suka banget sama puisinya.. Ditunggu puisi selanjutnya
Tinggalkan Komentar