Kota Madiun-Keluarga Besar MIN 2 Kota Madiun yang diwakili dewan guru pada hari Jumat (22/6) bertepatan dengan 8 Syawal 1439 Hijriyah Rombongan yang dipimpin oleh H. Muh. Mujib Abdullah Ali melakukan silaturahim dan Halal bi Halal dengan para tokoh, sesepuh dan pendiri MIN 2 Kota Madiun. Selain berhalal bi halal dan bersilaturahim kegiatan ini juga bertujuan untuk memohon doa dari para sesepuh agar keluarga besar Min 2 Kota Madiun senantiasa mendapat keberkahan dari Allah SWT, senantiasa diberi kekuatan lahir dan batin untuk terus berjuang melanjutkan cita2 para pendahulu pendiri madrasah.
Kegiatan Halal bihalal dan silaturahim ini dimulai dari kediaman sesepuh MIN 2 Kota Madiun yaitu Bapak KH M. Ruba’i Faqih, Bapak Kyai M. Subhi Faqih, Bapak H Mushon H, Bapak H Gamin, Bapak KH. Dimyati, bapak H. Hari Wuryanto (ketua Komite), Bapak Dr. KH. Sutoyo, M.Ag (Ketua MUI Kota Madiun), dan berakhir di kediaman Bapak KH. Mas’ud.
Dengan kegiatan ini semoga kekeluargaan dan tali silaturrahim antara keluarga besar MIN 2 Kota Madiun dengan para tokoh masyarakat, sesesepuh pendiri madrasah alim ulama dan seluruh stakeholder akan terus terjalin sehingga menumbuhkan kekuatan dan keberkahan untuk terus memajukan MIN 2 Kota Madiun. Dan semoga dengan silaturrahim serta Halal bi Halal ini dosa-dosa kita terhadap sesama akan dihapus oleh Allah SWT sehingga kita menjadi hamba-hamba Allah yang kembali fitri.
Makna Idul Fitri dan Halal Bi Halal
Idul Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian, atau kembali ke asal kejadian. Idul Fitri diambil dari bahasa Arab, yaitu fithrah, berarti suci. Kelahiran seorang manusia, dalam pandangan Islam, tidak dibebani oleh dosa apapun. Kelahiran seorang anak, diibaratkan seperti secarik kertas putih. Orang tuanyalah yang kelak akan mengarahkan kertas putih kepribadiannya.
Dalam perjalanan hidupnya, manusia senantiasa tidak bisa luput dari dosa, termasuk kesalahan terhadap sesamanya. Seorang manusia dapat memiliki rasa permusuhan, pertikaian, dan saling menyakiti. Karena itu, perlu upaya mengembalikan kembali pada kondisi sebagaimana asalnya. Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan, baik secara individu maupun kelompok.
Budaya saling memaafkan ini lebih populer disebut dengan halal bihalal. Hal ini adalah refleksi dari ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang.Halal Bihalal seakan telah menjadi tradisi bagi masyarakat Islam di Indonesia. Setiap kali selesai menjalani ibadah puasa ramadhan dan memasuki Hari Raya Idul Fitri, antar sesama muslim saling meminta maaf atas kemungkinan adanya kesalahan terhadap sesama. Komar
Tinggalkan Komentar